Pages

09 March 2014

PERBEDAAN SELESMA DAN FLU

the difference between selesma common cold with flu virus
Virus Selesma Dan Virus Flu
Sebagian besar masyarakat bahkan praktisi kesehatan sering mengatakan jika ada orang yang mengalami batuk atau pilek maka disebut penderita flu atau influenza. Padahal belum pasti. Karena ada penyakit dengan gejala yang mirip yaitu selesma. Menjadi bingung? Memang antara selesma dan influenza ini serupa tapi tak sama. Berikut penjelasannya.

Pengertian Selesma
Selesma jika di dicari dalam kamus berarti cold. Dalam istilah medis di luar negeri disebut dengan common cold. Commond cold atau selesma adalah penyakit infeksi catarrhal dari saluran pernafasan bagian atas yang mempunyai ciri-ciri coryza, bersin, lakrimasi, iritasi nasofaring, menggigil dan malaise yang berlangsung selama 2-7 hari. Selesma lebih sering diderita oleh balita dan anak-anak.

Infeksi tersebut menyebabkan rhinitis akut. Rhinitis berarti “iritasi hidung” dan adalah derivative dari rhino, berarti “hidung”. Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi atau radang akan memproduksi lebih banyak lendir (pilek/hidung meler) dan mengembang, sehingga mengakibatkan hidung tersumbat dan pernafasan jadi sulit.

Penyakit selesma ini bisa disertai dengan laringitis, trakeitis atau bronkitis dan bisa terjadi komplikasi yang serius serta sinusitis dan otitis media.

Pengertian Influenza
Influenza jika diartikan dengan kamus, akan berarti sama yaitu flu. Influenza adalah penyakit infeksi pernapasan yang sangat menular dengan gejala yang lebih berat dari selesma, yaitu batuk dan pilek yang lebih berat, demam yang lebih tinggi dibanding selesma, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, bahkan bisa menyebabkan komplikasi berupa pneumonia atau radang paru. Influenza juga mudah sekali bermutasi dan untuk beberapa jenis bisa sangat mematikan.

Virus Selesma
Selesma disebabkan oleh banyak jenis virus yang jumlahnya sekitar 200-an jenis. Namun yang paling umum menjadi penyebab selesma adalah virus rhinovirus, coronavirus, adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV).

Virus Influenza
Influenza disebabkan oleh virus influenzae yang memiliki berbagai type, yaitu type A, B, dan C. Susahnya, virus ini gampang bermutasi, dan bisa menyebabkan aneka penyakit flu yang mematikan, terutama oleh virus influenza tipe A, yang bisa menimbulkan wabah seperti flu burung (H5N1) atau flu babi (H1N1), flu Hongkong, flu Singapura, dll. Penyebaran virus ini bisa dengan kontak langsung maupun tak langsung bahkan dapat melaui udara.

Virus Influenza Tipe A dapat menginfeksi manusia, kuda, babi, anjing laut, ikan paus dan binatang lainnya. Burung liar adalah tempat tinggal alamiah mereka. Virus tipe A ini dibagi dalam beberapa Sub-tipe berdasar dua (2) jenis protein pada permukaannya. Protein ini disebut sebagai Hemaglutinin (HA)dan Neuroaminidase (NA). Virus Influenza Tipe B umumnya ditemukan di manusia. Namun tidak seperti Virus Tipe A, Virus ini tidak diklasifikasi berdasar sub-tipe. Virus tipe B ini dapat menyebabkan epidemi, tetapi tidak dapat menyebabkan pandemi. Virus Influenza Tipe C menyebabkan sakit ringan pada manusia dan tidak menyebabkan epidemi atau pandemi. Virus ini juga tidak tergolong berdasar sub-tipe.

Gejala Selesma
- Pilek ringan, meler, hingga hidung tersumbat secara terus menerus
- Sering bersin-bersin karena reaksi dari hidung tersumbat
- Tenggorokan sedikit sakit
- Jarang sekali penderita selesma yang mengalami demam, kalaupun mengalami maka hanya merupakan demam ringan
- Jika tidak segera diatasi, penderita selesma bisa mengalami komplikasi sinusitis dan infeksi telinga tengah.



Gejala Influenza
- Badan demam tinggi, naik turun secara tiba-tiba
- Demam bisa berlangsung 4-5 hari
- Pusing pada kepala
- Badan terasa pegal-pegal dan linu terutama di daerah persendian
- Badan terasa lemas / lemah yang bisa berlangsung hingga satu bulan
- Kadar lemas yang parah bisa memaksa penderita harus bed rest atau terbaring di tempat tidur berhari-hari
- Pilek ringan dan terjadi tidak terus menerus
- Bersin –bersin ringan dan jarang karena gangguan saluran pernafasan
- Batuk-batuk dengan intensitas ringan hingga parah
- Komplikasi lebih lanjut dari influenza yang tidak tertangani adalah radang paru, gagal ginjal, pneumonia, asma dan jantung.

Pengobatan selesma
Hingga saat ini belum ada vaksin untuk selesma. Virus penyebab selesma mencapai hampir 250 jenis virus yang berbeda. Sehingga sulit bagi para saintis untuk menyiapkan vaksin untuk sekian jenis virus selesma. Selain itu, selesma cenderung ringan, tidak menyebabkan komplikasi serius dan jika tidak disertai infeksi sekunder penderita selesma bisa sembuh sendiri setelah sekitar 7 hari. Ini menjadi pertimbangan bahwa kebutuhan vaksin spesifik untuk selesma dianggap tidak urgen.

Apabila terserang selesma, sangat disarankan untuk memperbanyak mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin C, istirahat yang cukup dan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Gunakan masker agar tidak menular ke orang terdekat kita.

Jika memang memerlukan obat, sekarang banyak obat over the counter (dijual bebas tanpa resep) yang hanya dapat mengatasi gejala selesma seperti pilek dan batuk. Karenanya, pilihlah yang cocok dengan gejala yang dialami.

Penderita selesma tidak perlu minum antibiotik karena antibiotik tidak bisa membunuh virus, kecuali selesma disertai dengan infeksi.

Pengobatan Influenza
Kita tentunya familiar dengan berbagai obat flu yang ada dipasaran karena seringnya mereka beriklan. Dan pilihannya pun banyak sekali. Yang perlu dipertimbangkan adalah obat penurun panas apabila suhu tubuh diatas 38,5 Celcius, obat pengencer dahak dan obat pilek. Tapi apabila demam tidak kunjung turun, maka segeralah menemui dokter untuk diagnose yang lebih tepat.

Saat ini obat-obatan over the counter untuk influenza bisa mengandung lebih dari satu zat aktif, maka berhati-hatilah dalam menggunakannya. Bahkan ada beberapa yang mengandung zat aktif yang kurang dianjurkan untuk anak-anak yang menderita flu, misalnya antitusif, dekongestan dan antihistamin. Dekongestan biasanya digunakan pada penderita yang mengalami rhinitis alergi tahunan sedangkan antitusif (penekan batuk) digunakan pada batuk rejan, yaitu batuk hebat dan terus-menerus.

Selain obat-obatan OTC saat ini juga telah tersedia vaksin influenza. Maka sangat dianjurkan untuk vaksinasi influenza dibawah pengawasan dokter. Akan tetapi perlu diketahui bahwa vaksin ini mencegah penyakit yang ditularkan hanya oleh virus influenza saja dan bukan untuk mencegah semua gejala batuk pilek. Seperti dalam uraian sebelumnya, batuk dan pilek belum pasti karena virus influenza.
Vaksin flu isinya selalu berubah tiap tahun, disesuaikan dengan serotipe virus yang berkembang tahun itu. 

Demikian informasi perbedaan antara selesma dan influenza. Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita tidak salah lagi dalam menganalisa penyebab batuk dan pilek yang kita alami. Salah menentukan flu sebagai selesma (batuk pilek biasa) akan sangat berbahaya akibatnya. Begitu juga sebaliknya. Semoga bermanfaat. Salam Sehat!  (SOS)

Sumber & Image: Public Health Journal