Penyakit Polio Pada Anak |
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut , menginfeksi saluran usus.
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan ( paralisis ).
Virus polio tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan empedu. Virus ini tidak rusak beberapa hari dalam temperature 2-8 Celcius, tahan terhadap gliserol, eter, fenol l% dan bermacam-macam detergen. Virus polio ini mati apabila berada pada suhu 50-55 celcius selama 30 menit, bahan oksidator, formalin, klorin dan sinar ultraviolet.
Virus polio terbagi atas 3 strain, yaitu Tipe I Brunhilde, Tipe lI Lansing dan Tipe III Leon.
Tipe I yang sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas, tipe II kadangkadang menyebabkan kasus yang sporadik dan tipe lll menyebabkan epidemic ringan. Di Negara tropis dan subtropis kebanyakan disebabkan oleh tipe II dan Ill dan virus ini tidak menimbulkan imunitas silang.
Jenis - Jenis Polio
1. Polio Non-Paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut lesu dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio Paralisis Spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.
Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada system saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
Pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi system saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor.
Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari system saraf pusat.
3. Polio Bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yangmengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata.
Neuron motor juga mengatur saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenj ar air mata, gusi, dan otot muka; kemudian saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan, pergerakan lidah dan rasa, dan juga mengatur saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pemapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirirn 'perintah bernapas' ke paru-paru.
Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan. korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru.
Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat perrnanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.
Penyakit polio umumnya menyerang anak-anak balita, karena itu imunisasi bagi mereka sangat penting untuk memberikan perlindungan terhadap ancaman kematian dan kelumpuhan. Tetapi tidak semua kelumpuhan disebabkan oleh virus polio. Anak balita yang sudah di imunisasi polio secara berulang-ulang minimal 6 kali akan menjadi kebal terhadap virus
Sumber: FKM Universitas Hasanudin