Pages

11 April 2014

PENYEBARAN MERS (CORONA VIRUS) DI ARAB SAUDI

who speaks mers Middle East Respiratory Syndrome Corova Virus
Virus MERS di Jeddah
Seekor unta ditemukan positif mengidap virus semacam Sars yang merebak di Timur Tengah. Hewan itu dimiliki oleh seorang warga yang juga didiagnosa dengan virus Corona MERS atau MERS CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corova Virus).Itulah korban pertama virus MERS di Arab Saudi pada Juni 2012, seperti yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

Sejak saat itu kemudian menyebar di seluruh dunia termasuk di Yordania, Qatar, Uni Emirate Arab, Abu Dhabi, Inggris, Prancis, dan Italia.

Saudi Arabia memiliki kasus terbanyak dengan 65 kasus, sebanyak 38 orang tewas. Laporan keseluruhan hingga saat ini telah tercatat 200 kasus dan 85 kematian terkait MERS di seluruh dunia.

Para peneliti mengatakan virus tersebut ditulari dari unta. Padahal sebelumnya belum pernah diketahui jika unta berkontribusi terhadap penularan penyakit ini kepada manusia.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengatakan mereka bekerja sama dengan kementerian pertanian untuk "mengisolir virus dan membandingkan struktur genetiknya dengan pasien." Jika virus yang dibawa unta dan oleh pasien pemiliknya "terbukti sama, ini akan menjadi penemuan sains pertama di dunia, dan pintu untuk mengidentifikasi sumber virus," demikian isi pernyataan tersebut.

Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Coronavirus (Novel Corona Virus).Virus korona mengakibatkan infeksi pernafasan pada manusia dan hewan. Virus NCoV ini juga diketahui menyebabkan radang paru-paru dan kadang disertai juga gagal ginjal. Virus ini kemungkinan tersebar melalui cairan ketika orang yang tertular bersin. Para pakar kesehatan mengatakan virus ini tidak terlalu menular, karena kasusnya tidak terlalu banyak.

Untuk merespon munculnya wabah ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO - World Health Organization) telah mengadakan sidang komite darurat WHO. Sikap WHO sejauh ini menyatakan negara-negara harus tetap waspada dan memantau pola infeksi saluran pernapasan yang tidak biasa, terutama pasien yang telah pergi ke Timur Tengah.

WHO juga mengatakan tidak ada alasan untuk meningkatkan level waspada dan menerapkan larangan bepergian terkait virus MERS Cov ini. Begitu juga tidak ada larangan untuk pergi umroh dan haji.

Langkah Pencegahan Oleh Pemerintah Indonesia

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Prof Tjadra Yoga Aditama, dalam keterangannya mengatakan bahwa seluruh Calon jamaah haji akan diberi penyuluhan tentang MERS CoV sebelum berangkat haji. Pada pelatihan petugas kesehatan Haji seluruh Indonesia juga telah dimasukkan materi tentang virus korona ini.

''Kami juga menyediakan logistik seperti Alat Pelindung Diri (APD), kartu kewaspadaan kesehatan / Healt Allert Card (HAC), disinfektan dan obat-obatan,''kata Prof Tjadra Yoga Aditama. Menurutnya, data sampai 9 Juli 2013 kasus MERS CoV rata-rata usia 51 tahun dan sekitar 65 persen laki-laki.


Sumber: Kemenkes & BBC