Pages

24 April 2014

PERSI AWARD 2013 UNTUK RSUD PURBALINGGA

persatuan rumah sakit seluruh indonesia
PERSI Award RSUD Purbalingga
RSUD dr. R. Goeteng, Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga mendapatkan PERSI Award 2013. Dalam ajang kompetisi ini penghargaan diberikan untuk kategori Hospital Family Planning Project. Makalah yang diajukan dalam kompetisi ini bertajuk “Peran Tenaga Kesehatan Dalam Mendongkrak Cakupan Layanan KB Paska Persalinan Dan Paska Keguguran di RSUD dr. R. Goeteng Taroanadibrata Purbalingga Tahun 2012/2013”.

Direktur RSU dr. R. Goeteng T (dr. Nonot Mulyono) menjelaskan bahwa :
“Berdasarkan wawancara mendalam dengan para bidan baik di rawat jalan maupun rawat inap, bahwa kenaikan cakupan KB PP maupun KB PK dari tahun ke tahun, disebabkan karena penyuluhan yang tidak henti dari para petugas rumah sakit dalam memberikan motivasi kepada pasien melahirkan maupun yang mengalami keguguran. Bahkan walaupun di klinik rawat jalan sudah diberikan motivasi (KIE) untuk mengikuti KB, di ruang perawatan nifas dan kamar bersalin pun oleh petugas yang lain pasien yang sama juga tetap diberikan motivasi untuk mengikuti KB.”

“Motivasi kami berikan secara berantai. Disamping oleh bidan, motivasi juga diberikan oleh dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan. Motivasi yang paling mengena yang sering diberikan adalah bahwa pasien yang bersalin di rumah sakit adalah pasien dengan resiko tinggi saat persalinannya, sehingga kalau setelah melahirkan tidak mengikuti KB, maka akan terjadi permasalahan yang sama saat hamil dan bersalin. Oleh karena itu sudah menjadi indikasi medis bahwa pasien paska persalinan itu harus mengikuti KB”, tambahnya.

Direktur Rumah Sakit juga tidak mengingkari kalau peningkatan cakupan ini juga disebabkan karena diberlakukannya program jaminan persalinan (Jampersal).Pada saat sebelum jampersal diberlakukan di rumah sakit, pada bulan Juni 2011, angka cakupannya belum pernah mencapai di atas 50%. Namun setelah bulan Juni dan Juli 2011, cakupan angka KB PP maupun KB PK selalu diatas 50% dan meningkat terus sampai 2013.

“Ada satu hal juga menjadi kunci dari keberhasilan peningkatan cakupan KB PP dan KB PK ini, yaiitu adalah keberanian para dokter untuk mewajibkan pasien dengan Jampersal untuk mengikuti KB paska keguguran maupun paska persalinan. Kewajiban itu dituangkan dalam prosedur tetap pelayanan KB PP dan KB PK di klinik rawat jalan maupun di rawat inap, yang disahkan dan ditanda tangani oleh Direktur”, tegas Direktur RSUD Purbalingga ini.

Alasan para dokter untuk mewajibkan para pasien KB paska persalinan dengan indikasi medis, untuk mencegah terjadinya resiko tinggi pada kehamilan dan persalinan berikutnya.

Kebanyakan dari pasien jampersal tidak keberatan dengan kewajiban untuk mengikuti KB paska persalinan maupun paska keguguran. Hal ini didukung adanya pemahaman pasien tentang KB setelah diberikan KIE oleh para bidan dan dokter.

"Pembebasan biaya yang diberikan oleh program jampersal juga menjadi faktor pendorongnya", lanjut Direktur RSU dr. R. Goeteng.

Melalui upaya ini, prosentase penggunaan MKJP dari tahun ke tahun, terlihat ada peningkatan pada pasien paska persalinan. Dengan penetapan ketentuan prosedur tetap yang disahkan Direktur Rumah Sakit yang mewajibkan mengikuti KB. Ternyata dari pasien bersalin, sebagian besar mempunyai indikasi untuk mengikuti KB dengan MKJP. Sedangkan pasien paska keguguran, angka MKJP dari tahun ketahun cenderung menurun.

Kenaikan prosentase KB dan MKJP pada KB PP dari tahun ke tahun yang cukup signifikan, menunjukkan bahwa KIE berjalan dengan efektif. Untuk pelayanan KB Rawat Jalan, terlihat bahwa variasi jenis pelayanan KB yang dilakukan.

Keterlibatan dokter Spesialis selain Spesialis Kebidanan dan Kandungan yakni Dokter Umum dan Dokter Bedah sebagai operator MOW maupun MOP, seperti terlihat pada jadwal peayanan, menunjukkan komitmen dan kerjasama yang baik dari semua tenaga yang ada.

Hal-hal tersebut merupakan peran tenaga kesehatan dalam mendongkrak cakupan layanan KB paska persalinan dan paska keguguran di RSUD dr. R. Goeteng Taroanadibrata, sekaligus bentuk kiat dan strategi rumah sakit.

Menurut PERSI, sudah untuk kedelapan kalinya PERSI AWARD diberikan untuk RS seluruh Indonesia yang dianggap berprestasi dalam mengembangkan inovasi dan melakukan perbaikan mutu pelayanan. Pada PERSI Award tahun 2013 ini, ada 163 makalah yang masuk ke meja panitia yang berasal dari 83 RS. Ada 8 kategori yang dilombakan, yaitu (1). Kategori Family Planning Project, (2). Kategori Quality Medical Care Project, (3). Kategori Customer Service, Marketing and Pubic Relation Project, (4). Kategori Internal Service Project, (5). Kategori Technical Service Improvement Project, (6). Kategori Social Responsibility Project, (7). Kategori Human Resources Development Project dan (8). Kategori Patient Safety project.

Untuk setiap kategori dipilih lima nominees dan kelimanya diminta untuk mempresentasikan makalahnya dihadapan juri untuk dinilai. Dari kelima nominees tersebut dipilih satu pemenang. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana ada tiga pemenang untuk setiap kategori.

Rumah Sakit lain yang menerima penghargaan RS Kanker Dharmais Jakarta untuk kategori Quality Medical Care Project dengan topik penilaian “Efesiensi pengadaan obat setelah penerapan Formularium RSKD Tahun 2010 – 2012”. Untuk kategori Customer Service, Marketing and Public Relation Project diberikan pada RS MMC Jakarta dengan judul “Keunikan Sistem Pengaturan Jadwal Masuk dan Kepulangan Pasien Rawat Inap di RS MMC yang Berdampak pada Kepuasan Pasien dan Petugas Rumah Sakit”.

Kategori Internal Services Project, diberikan kepada RS Islam Jakarta Cempaka Putih dengan judul Paperless Pengendali Biaya Penunjang. Dan, untuk kategori Technical Service Improvement Project dibeerikan kepada RSUP Sanglah Denpasar, Bali dengan penilaian “Efektifitas penggunaan bantalan gabus dan topi modifiklasi untuk menurunkan angka kejadian luka lecet di septum nasal dan pipi pada neonatus dan anak yang terpasang Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) di Irna B (ruang picu dan cempaka barat) Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar”.

Kategori Social Responsibility Project diberikan kepada RS Baptis Kediri, Jawa Timur yang mengangkat tema “Crisis Center untuk kekerasan Seksual”. Sedangkan untuk kategori Human Resource Development diberikan kepada RSUD dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang menyampaikan makalah “Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard terhadap kinerja tenaga gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2011 – 2012”.

Yang terakhir untuk kategori Patient Safety diberikan kepada RS Sanglah Denpasar, Bali yang mengangkat topik Surgery Safety: Ketidakpatuhan Perawat dalam pelaksanaan Intraoperative Counting di Kamar Operasi Wing Amerta.

Sumber: dinkesjateng.gov