Logo BKKBN |
"Bertambahnya laju pertumbuhan penduduk membuat akses kepada ekonomi, pangan, lingkungan rumah yang higienis dengan air bersih dan jamban, menjadi sulit. Dan yang terkena dampak langsung adalah manusia, sementara yang paling rentan adalah bayi dan perempuan, terutama ibu melahirkan," ujar Kepala BKKBN, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, SpGK seusai acara Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 dan Pembangunan Nasional di gedung Bappenas, Jl Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2014).
Menurut data yang diperoleh dari WHO, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 9.900 orang dari 4,5 juta keseluruhan kelahiran pada tahun 2012. Untuk mengatasi hal tersebut, BKKBN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mensosialisasikan anjuran yang disebut dengan '4 Jangan dan 3 Terlambat', terdiri dari:
1. Jangan Kawin Muda
2. Jangan Sering Beranak
3. Jangan Terlalu Dekat Jarak Melahirkan
4. Jangan Terlalu Tua Ketika Melahirkan
Sedangkan "3 Terlambat" lanjutannya adalah:
1. Jangan Terlambat Mendeteksi Kelainan Kehamilan
2. Jangan Terlambat Ke Rumah Sakit Ketika Ada Kelainan Pada Kehamilan.
3. Jangan Terlambat Ditangani Oleh Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh WHO, Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi untuk angka kematian ibu di negara ASEAN. Peringkat pertama ditempati oleh Laos dengan 470 kematian ibu per 100.000 kelahiran, sementara angka kematian paling kecil dimiliki oleh Singapura dengan 3 kematian per 100.000 kelahiran.
Membangun kesadaran para Ibu dan kepekaan para suami untuk bersama-sama menjaga kehamilan adalah menjadi penting untuk dapat menekan tingginya angka kematian Ibu. Pemerintah telah berupaya menyediakan fasilitas dan infrastruktur kesehatan dengan selayaknya. Karena dari Ibu-lah generasi terbaik bangsa Indonesia dicetak sebenarnya. Selamat Hari Perempuan International 2014, semoga kualitas kesehatan Ibu-Ibu di Indonesia segera sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Salam sehat bermanfaat. -SOS-
source: BKKBN